Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Faletehan merayakan dies natalis ke-XVII pada 5 Juli 2019 lalu. Perayaan hari jadi dilakukan di Graha Faletehan dengan berbagai acara.
Wakil Ketua STIKes Faletehan Asra mengatakan, pada tahun ini, STIKes Faletehan memasuki usia 18 tahun. Dengan usia sekarang mulai masuk usia dewasa dan mulai mengembangkan diri. Sebagai realisasi dari usia ini, STIKes Faletehan berencana mengembangkan menjadi Universitas Faletehan. “Ini berkat dukungan semua civitas akademika sehingga bisa terwujud karena kalau dari rencana awal dari STIKes menjadi Institut kemudian universitas. Ini adalah sebuah keberkahan bagi STIKes Faletehan,” katanya.
Menurutnya, perayaan dies natalis tahun ini, dirancang lebih sederhana dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun begitu, antusias para civitas akademika sangat tinggi. Beberapa acara yang digelar yakni senam bersama, penghargaan bagi karyawan dan dosen terbaik, doorprize, lomba desain ruangan, dan lainnya.
“Selain itu, ada job fair dari 10 perusahaan dan ini memberikan kesempatan kepada alumni yang ingin melamar pekerjaan,” katanya.
Ia mengungkapkan, pada tahun ini, STIKes Faletehan juga mengeluarkan kebijakan baru bagi karyawan berupa biaya kuliah gratis untuk anak-anaknya yang melanjutkan pendidikan ke STIKes Faletehan.
“Kebijakan ini sebagai apresiasi kepada karyawan STIKes Faletehan,” ungkapnya.
Ia berharap, keberadaan STIKes Faletehan akan selalu ada di hati karyawan mulai dari level atas hingga paling bawah dan berkomitmen, konsisten memberikan yang terbaik demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas sesuai perannya masing.
“Dengan begini, bisa terwujud Universitas Faletehan yang terkemuka dan inovatif di Provinsi Banten,” harapnya.
Ketua Yayasan Faletehan Memet Farajnuri mengatakan, perayaan ulang tahun jangan dijadikan sarana untuk berpesta-berpesta, tetapi sebagai ajang muhasabah atau intropeksk diri. Muhasabah diri merupakan hal penting agar bisa mengetahui apa yang sudah dicapai dan dilakukan.
“Pertambahan usia harus disikapi dengan memperbanyak rasa syukur kepada Allah jangan sampai salah kaprah,” kata pria kelahiran 17 November 1959 tersebut.
Dengan memperbanyak syukur akan memperkuat rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah sehingga bisa meningkatkan ibadah. Jika ini terus ditanam akan merubah perilaku menjadi baik dan akan bekerja demi kepentingan umat. “Untuk itu, dosen dan karyawan harus mampu menciptakan lulusan yang berakhlakul karimah,” katanya.
Selain memperbanyak rasa syukur, baginya pertambahan usia juga harus dijadikan untuk selalu bermawas diri dan tetap rendah hati. Jangan sampai sombong dan takabur. “Bagiamana pertambahan usia ini mendapatkan keberkahan dan ridhk Ilahi,” kata alumni S2 Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi Manajemen Jakarta.
Sebagai pimpinan, bapak empat anak ini meminta para dosen dan karyawan harus konsisten, komitmen, konsekuen, dan bertanggung jawab dalam menjalani tugas yang dijalani. Selain itu, harus menjadi pribadi yang kreatif sehingga kemampuan diri bisa terus berkembang.(skn/)